NULIS LAGI? KENAPA GAK
Heyho, pandemi masih gini-gini aja yaa. Bosen? jelas. New normal kayak di film-film pandemi? banget. Semua hal udah dilakuin sampe akhirnya balik ke rutinitas biasa dan rebahan lagi. Tiba-tiba gue kepikiran buat nulis lagi. Maksudnya nulis lagi? Iya akhirnya gue nulis lagi setelah sekian lama gak nulis di blog.
Pertama kali nulis itu waktu SD, nulis diary haha. Nulis apapun itu, bukan cuma curhat tentang apa yang lagi disebelin, ternyata mulai muncul lah tulisan-tulisan sok puitis. Bahas soal temen, terus senja, cinta juga ada. Nah beranjak remaja, gue masih mempertahankan kemampuan menulis gue yang akhirnya mulai nulis cerpen dan fanfiction. Author ala ala. Banyak yang mulai get attention sama tulisan gue tapi itu gak berlangsung lama hanya sekitar 1 tahun. Ini terjadi saat gue harus fokus dengan jenjang sekolah berikutnya, yea SMA. Setelah gue ingat-ingat dan lihat beberapa file tulisan, ternyata gue gak berhenti total buat nulis, cuma gak publish apa yang ditulis aja jadi gue nulis buat diri sendiri. Banyak cerita, banyak topik, tapi rata-rata justru tentang apa yang lagi dirasain oleh perasaan sendiri.
Sekarang tiba-tiba udah di umur early twenties aja dan baru sadar kalau gue memang sesering itu buat nulis tanpa publish loh, saat lagi seneng, sebel, atau lagi kenapa-kenapa. Ternyata menulis itu menyenangkan dan bisa realesed perasaan gue biar gak jadi toxic. Nah, ini nih salah satu tulisan gue di tahun 2019 tentang karma dan gaada judul, jadi gue selalu namain filenya sesuai tanggal dan bulan. Ini tulisan gue di duapuluhtiga--satu.
Sesuatu yang ku takutkan pun terjadi. Bumerang hidup menyisir jiwa ini, awalnya ia terpental jauh, sekarang bumerang itu kembali ingin menerjang diriku. Siapa sangka ternyata hidup seperti roda itu betul benar adanya. Ada sebuah penuturan yang sering ku dengar, tak ada tanda koma di kata-kata itu,
kamu manusia, ya pasti akan merasakan apa yang sengaja atau tidak sengaja kamu lakukan kepada orang lain.
Kalimat tanpa jeda koma, tanpa kurung buka atau tutup, tanpa tanda seru yang begitu menggeretak saat dibaca, namun diakhiri sebuah titik, iya tanda baca untuk mengakhiri sebuah kalimat dan sudah pasti terjadi. Sayangnya kalimat tersebut tidak menjelaskan keterangan waktu, ada memang namun dalam sebuah kata "akan" entah kapan, di jam berapa, menit ke berapa, atau malah di detik ini.
Alam sedang bekerja sama dengan sang pencipta. Mereka berkongsi membuat keadilan hidup. Sekarang, saat ini, hari ini, waktunya untuk aku yang merasakan bumerang itu.
Hihihiii cocok bgt nih tulisan lo buat nemenin gue di masa pandemi ginii
BalasHapusYa khann rebahannya lumayan faedah, baca cerita gue π€£
Hapuskerennn
BalasHapusCakepp, tp no perezz club yaaπ
Hapusdi masa masa kaya gini emang perlu banget punya kegiatan yang bikin produktif, salah satunya nulis.
BalasHapuskeep it up, sis!✨
Nahh kuy coba, eh entar ladang gue keambil π
HapusMantaaapp!!ππΌππΌ
BalasHapusMantull☺️
HapusJadi inget dulu juga pernah bermain blogspot, semangat anas nulisnya
BalasHapusAsik kan?mantapss, keep read it yeaa. Muucihh☺️
Hapus